Selasa, 16 Agustus 2011

Makna Nuzul Al-Quran bagi Perempuan

SETIAP malam 17 Ramadhan, umat Islam memperingati Nuzul Al-Quran. Umat Islam meyakini bahwa Al-Quran pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah SAW pada malam itu. Tidak banyak yang memperhatikan bahwa orang pertama yang meyakini kebenaran Al-Quran turun kepada Rasul adalah seorang perempuan. Itulah Khadijah Al-Qubra, istri Nabi yang amat dihormatinya. Setelah itu, barulah menyusul para sahabat meyakini kebenaran Al-Quran.

Al-Quran, kitab suci umat Islam diturunkan dalam suatu lingkup masyarakat yang tidak hampa budaya. Karena itu, kitab suci ini memiliki dimensi kemanusiaan, di samping dimensi keilahian. Diyakini teks-teks Al-Quran sarat dengan muatan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan ideal. Namun, ketika teks-teks itu bersentuhan dengan budaya manusia, muncul distorsi akibat pengaruh budaya, baik disengaja maupun tidak. Akibatnya, interpretasi manusia terhadap teks-teks tersebut sangat beragam dan cenderung menyalahi nilai-nilai Qurani yang ideal dan luhur.

Perempuan adalah kelompok paling diuntungkan dengan turunnya Al-Quran. Mengapa? Di bawah tuntunan Al-Quran, Muhammad, Rasulullah SAW, melakukan perubahan radikal terhadap posisi dan status perempuan dalam masyarakat Arab jahiliah. Rasul mengajarkan keharusan merayakan kelahiran bayi perempuan di tengah tradisi Arab yang memandang aib kelahiran bayi perempuan. Rasul menetapkan hak waris bagi perempuan di saat masyarakat memosisikan mereka hanya sebagai objek atau bagian dari komoditas yang diwariskan. Rasul menetapkan kepemilikan mahar sebagai hak penuh perempuan dalam perkawinan pada saat masyarakat memandangnya sebagai hak monopoli orangtua atau wali. Rasul melakukan koreksi total terhadap praktik poligami yang biadab dan sudah mentradisi dengan mencontohkan perkawinan monogami bersama Khadijah, istri tercinta. Bahkan, sebagai ayah, Rasul melarang putrinya Fatimah dipoligami. Rasul mengangkat Ummu Waraqah menjadi imam shalat, pada saat-saat masyarakat hanya mengenal laki-laki sebagai pemuka agama. Rasul mempromosikan posisi ibu yang amat tinggi, bahkan derajatnya tiga kali lebih tinggi daripada ayah pada saat masyarakat memandang ibu tak ubahnya mesin produksi. Rasul menempatkan istri sebagai mitra sejajar suami, saat masyarakat memandangnya sebagai pelayan dan obyek seksual belaka.

Al-Quran menuntut Rasul mengubah posisi dan status perempuan secara revolusioner. Mengubah posisi dan status perempuan dari objek yang dihinakan dan dilecehkan menjadi subjek yang dihormati dan diindahkan. Mengubah posisi perempuan yang subordinat, marjinal, dan inferior, menjadi setara dan sederajat dengan laki-laki. Rasul memproklamirkan keutuhan kemanusiaan perempuan setara dengan laki-laki. Keduanya sama-sama makhluk, sama-sama manusia, sama-sama berpotensi menjadi khalifah fi al-ardh (pengelola kehidupan di bumi), dan juga sama-sama berpotensi menjadi fasad fi al-ardh (perusak di muka bumi). Nilai kemanusiaan laki-laki dan perempuan sama, tidak ada perbedaan sedikit pun. Tidak ada yang membedakan di antara manusia, kecuali prestasi takwanya (QS Al-Hujurat, 49: 13), dan soal takwa, cuma Allah semata yang berhak menilai, bukan manusia. Kewajiban manusia hanya ber-tasbiq al-khayrat (berkompetisi melakukan yang terbaik) demi mengharapkan ridha Allah SWT.

Dalam momentum memperingati Nuzul Al-Quran tahun ini, perempuan Islam hendaknya melakukan introspeksi diri: Apakah nilai-nilai Qurani yang begitu ideal dan luhur telah dihayati dan diamalkan secara optimal dan sungguh-sungguh dalam kehidupan nyata sehari-hari? Apakah ajaran Al-Quran soal relasi gender sudah diimplementasikan dengan baik dalam masyarakat? Perempuan harus bangkit dan berani mengubah semua nilai budaya dan interpretasi agama yang tidak sesuai dengan prinsip dasar Al-Quran yang begitu memanusiakan perempuan. Seiring dengan itu, melalui puasa Ramadhan, perempuan secara internal harus mampu mengubah semua dimensi buruk dan tercela dalam diri masing-masing, untuk selanjutnya berkompetisi menuju kualitas muttaqin. Semoga setelah ini tingkat kualitas takwa kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Amin.

.........TERKAIT.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...