Kamis, 14 Agustus 2014

Potensi Ruhaniah Manusia

Tidak sedikit orang yang enggan mendengar, apalagi memperayai, suatu peristiwa luar biasa atau suprarasional. Namun demikian, orang beriman sulit menolak peristiwa yang diberitakan oleh agamanya walaupun tidak sejalan dengan hukum alam. Bagaimana Isa a.s. lahir tanpa ayah, banyak yang tidak mengerti. Maryam, Sang Ibu Suci, pun bingung sehingga Allah melarangnya berbicara dan menugaskan bayinya untuk memberikan penjelasan (lihat QS 19:26).

Kini, ada yang berkata bahwa peristiwa semacam itu adalah perbuatan Tuhan yang kuasa membatalkan hukum alam, dan ada pula yang mengakuinya bahwa kejadian-kejadian semacam itu berada dalam batas hukum alam yang belum terungkap.

Alexis Carrel, peraih hadiah Nobel dalam bidang kedokteran, dalam bukunya Man the Unknown, menulis tentang daya (potensi) manusia. Telepati, yakni daya untuk menyampaikan dan menangkap sesuatu kepada, atau dari, orang lain dari jarak jauh dan tanpa alat, dikenal dalam literatur keagamaan serta dibuktikan oleh ilmuwan, walaupun diduga oleh sebagian orang hal itu berada di luar hukum alam. Menurut Carrel, hal itu dapat terjadi di setiap tempat dan waktu, walaupun banyak ilmuwan meragukannya. Itu wajar, karena telepati jarang terjadi, dan lebih-lebih lagi kadang telepati berada di celah tumpukan berbagai kisah khayalan yang diciptakan oleh manusia.

"Ada aktivitas keagamaan," tulis Carrel, "yang dapat mengubah fungsi anggota tubuh dan kelenjar-kelenjar. Kita dapat menyaksikannya dalam berbagai situasi, antara lain, dalam shalat. Shalat adalah konsentrasi penuh menembus alam ini menuju satu totalitas wujud yang tidak terbatas. Ini bukan bidang nalar. Para filosof dan ilmuwan pun sukar memahaminya. Hanya orang-orang yang jauh dari gemerlap dunia yang mudah merasakannya, semudah merasakan kehangatan mentari atau kasih sayang seorang teman. Shalat yang demikian akan melahirkan mukjizat. Di semua tempat dan waktu ada yang mengalami, melihat, dan mendengar adanya orang-orang yang pulih kesehatannya di tempat ibadah atau berkunjung ke tempat suci. Sayang, keperkasaan sains sejak abad ke-19 telah menjadikannya terlupakan. Ada manusia yang mampu menyelami rahasia pikiran orang lain, merasakan peristiwa masa silam bahkan melihat dari jarak dan masa yang sangat jauh, kemudian melukiskannya dengan rinci. Ini memang jarang terjadi, tetapi pernah terjadi. Potensi ini ada pada banyak manusia, tapi tidak semua mampu mengembangkannya."

Konon, suatu ketika Umar r.a. berkhutbah di Madinah, dan tiba-tiba berteriak: "Ya Sariyah, Al-Jabal" (Sariyah, naiklah ke gunung!). Sebab dilihatnya pasukan Sariyah yang ketika itu berada di Syiria, sedang terkepung. Teriakan Umar didengar oleh pasukan Sariyah sehingga mereka selamat. Semua agama memperkenalkan hal-hal yang suprarasional, tetapi tidak sedikit penganut agama yang memperluas wilayahnya, sehingga yang irasional pun ikut mereka suburkan. Ini, antara lain, yang melahirkan penolakan segala informasi, kecuali yang rasional.

Apa yang saya maksudkan di sini bukan berarti saya berupaya menyuburkan hal-hal yang irasional dan khurafat yang masih terdengar dalam khutbah dan ceramah agama. Yang saya maksudkan tidak lain dari mendudukkan persoalan bahwa dalam hidp ini ada hal-hal yang suprarasional  dan ada pula potensi manusia yang belum dikembangkan. Karena, memang, potensi manusia - seperti judul buku peraih Nobel 1912 itu, Makhluk yang Belum Dikenal - yang paling tidak dikenal dan tidak dikembangkan adalah potensi ruhaniahnya.[]

M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, halaman 221-223

.........TERKAIT.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...