Tampilkan postingan dengan label Emha Ainun Nadjib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Emha Ainun Nadjib. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Agustus 2011

Raden Mas Cingpit alias Ashabul Kipit

Emha Ainun Nadjib

Perhitungan penyelenggara sekitar 5.000 orang hadir di konser Kiai Kanjeng di Stadion Titiwangsa Kuala Lumpur Malaysia. Tapi yang hadir hampir dua kali lipat, sehingga kepadatan dan jejalan penonton mengubah atmosfer psikologis dan budaya perilaku yang berlangsung.

Minggu, 14 Agustus 2011

KEMERDEKAAN = PELAMPIASAN?

PUASA itu melatih "tidak" karena kehidupan sehari-hari kita adalah melampiaskan "ya". Sekurang-kurangnya mengendalikan "ya". Mental manusia lebih berpihak pada "melampiaskan" dibanding "mengendalikan".

Kamis, 11 Agustus 2011

HARI KASIH SAYANG

Sungguh saya serius dengan makna Hari Kasih Sayang Islam versi Rasulullah Muhammad SAW. Fathu Makkah, yang diabadikan dalam Al Qur’ãn sebagai Fathan Mubina, kemenangan yang nyata, terjadi pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah. Pasukan Islam dari Madinah merebut kembali kota Makkah. Diizinkan Allah memperoleh kemenangan besar. Ribuan tawanan musuh diberi amnesti massal.

Jumat, 25 Maret 2011

HARGA DIRI AYAM

Emha Ainun Nadjib
AYAM memang hewan atau binatang, tetapi tak sekadar hewan atau binatang, ia adalah juga ayam. Ia bahkan punya banyak identitas dan kemungkinan eksistensi yang lain.

Ayam juga makhluk dunia, warga dunia, bagian dari alam, peliharaan Pak Kardjo, temannya ayam lain, putra atau putrinya bapak ayam ibu ayam, penghuni kandang ayam pojok RT. Ayam adalah juga hewan, bukan bebek, bukan angsa, bukan burung, bukan anjing, bahkan bukan manusia. Identitas mana yang primer mana yang sekunder, itu soal cara pandang.

Rabu, 16 Februari 2011

LA UBALI, GAK PATHEKEN

EMHA AINUN NADJIB

JUMAT kemarin kita omong-omong soal Yaumul Marhamah, hari kasih sayang "versi Islam" yang diambil dari peristiwa mulia dan aspirasi demokrasi-plus Muhammad SAW.

Senin, 14 Februari 2011

"ISLAMIC VALENTINE DAY"

EMHA AINUN NADJIB

JUDUL ini harus dikasih tanda petik di awal dan akhir, karena sesungguhnya itu istilah ngawur dari sudut apapun kecuali dari sisi iktikad baik tentang cinta kemanusiaan.

Rabu, 09 Februari 2011

MENYORONG REMBULAN

”Lir-ilir tandure wus sumilir, tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar. Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot-iro. Dodot-iro dodot-iro kumitir bedah ing pinggir, dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, yo surako, surak iyyoo!”

TIDAK MENGERTI

Alangkah malang nasib bangsa yang sudah tidak mengerti nilai-nilai
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti bahwa ia tidak mengerti
Yang tidak mengerti, dan tidak mengerti dan tidak berupaya untuk mengerti
Sehingga ia melangkah ke sana ke mari dengan penuh percaya diri bahwa ia seolah-olah mengerti

INDONESIA JANGAN SAMPAI BESAR

INDONESIA adalah bangsa besar. Tanda kebesarannya antara lain lapang jiwanya, sangat suka mengalah, tidak lapar kemenangan dan keunggulan atas bangsa lain, serta tidak tega melihat masyarakat lain kalah tingkat kegembiraannya dibanding dirinya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...